Rusmin Nuryadin

SD Inp. Mallengkeri 1

SLTP Negeri 1 Makassar

SMA Negeri 17 Makassar

Teknik Informatika Universitas Hasanuddin

Wednesday, November 17, 2010

Hati-hatilah dengan Pujian

Pujian mungkin bisa menumbuhkan kepercayaan diri. Namun pujian adalah rangkaian kata-kata yang harus anda waspadai. Ketika anda menerima pujian, dalam hati anda tersanjung, lalu mengangguk-angguk membenarkannya. Sesaat kesadaran anda lenyap terbuai oleh perasaan yang luar biasa nikmat. Ini keruntuhan pertama. Berhati-hatilah dengan pujian. Perlakukan ia seperti anda melihat ular berkulit indah namun menyemburkan racun. Keruntuhan selanjutnya terjadi, bila anda mulai berkarya
karena mengharap pujian.

Pujian itu bagai air laut. Semakin banyak diminum, semakin hauslah anda. Ia membunuh anda perlahan-lahan. Bukan karena terlalu banyak garam yang anda reguk. Namun, karena kerakusan anda yang tak terpuaskan. Bekerjalah dengan tulus, karena anda memiliki tujuan mulia untuk ditunaikan. Siapkan keranjang sampah besar untuk menyingkirkan semua pujian yang datang. Anda sama sekali tak memerlukan pujian. Anda memiliki jalan Anda sendiri.


***************************************************************

Tahukah Anda.


Di abad ke 17, di Eropa dikenal tindak kejahatan penculikan anak-anak yang dilanjutkan dengan membentuk mereka menjadi makhluk aneh.

Tindak kejahatan ini disebut "Comprachicos", dimana anak-anak tadi dihambat pertumbuhannya dengan dipasangi topeng besi permanen atau dibentuk dengan sengaja untuk selanjutnya dijual kepada para bangsawan, sebagai mahluk langka.

"The Man in the Iron Mask" karya Alexander Dumas adalah gambaran tentang Comprachicos di masa itu dimana seorang anak diculik dan kemudian dipasangi topeng besi. Contoh lain pada "The Man Who Laughs" karya Victor Hugo, menceritakan tentang seorang anak yang selalu tersenyum karena wajahnya dibentuk demikian akibat Comprachicos.


***************************************************************

Kata Bijak Hari Ini.


Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja; siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kaubenci. Dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja; siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan menjadi orang
yang kaucintai. (Imam Ali R.A.)

0 Comments: